‘Hobi yang mendatangkan rupiah’ menjadi kalimat yang tepat untuk
menggambarkan usaha yang dikembangkan oleh Sari Sulistyo (24). Sejak di
bangku kuliah, isteri dari Ari Sulistyo (29) tersebut sudah mulai
mengembangkan hobinya sejak kecil, yaitu mengkreasi kerajinan tangan (handmade)
menjadi sebuah bisnis yang mampu mendatangkan keuntungan. Dengan
mengusung ‘ammi&abi’ sebagai nama usahanya, saat ini Sari mampu
mengkreasi ratusan jenis produk handmade di rumahnya Griya Pesona
Sidoarum Sleman. Handmade yang dihasilkan ‘ammi&abi’ berbahan baku
kain perca, sehingga Sari menamai produknya dengan sebutan sulam perca.
Ditemui tim liputan bisnisUKM di rumahnya Rabu (21/12), Sari berujar jika pada mulanya dirinya membuat produk kreatif
tersebut untuk dikenakan sendiri. “Ketika itu memang hanya untuk
dipakai sendiri, kemudian banyak teman-teman kampus yang tertarik,
alhasil mulai kepikiran
untuk mengembangkan hal itu menjadi sebuah usaha
serius tahun 2008, meskipun belum memakai brand sama sekali,” jelas
alumni Fakultas Kehutanan UGM 2004 tersebut. Setelah memutuskan untuk
menikah, Sari mulai memperkenalkan ‘ammi&abi’ sebagai brand produk sulam perca kreasinya tahun 2010.
Dibantu lima orang tenaga produksinya, saat ini ammi&abi memiliki
tiga kelompok besar kreasi produk sulam percanya, yaitu kaos, asesoris
rumah, dan asesoris fashion. Produk yang kemudian diproduksi diantaranya
tas, bantal, boneka, selimut, souvenir pernikahan, kaos, sajadah, laptop case, dompet, pakaian bayi, dan lain-lain. “Desain masing-masing produk kami bikin personal, termasuk limited edition,
jadi untuk saat ini tidak kami produksi secara massal, meskipun secara
finansial hal itu (produksi massal) lebih menguntungkan, tetapi
produknya menjadi kurang spesial,” imbuhnya.
Strategi Pemasaran Ammi&Abi
Meskipun lebih mengandalkan media online, namun sesekali
‘ammi&abi’ juga ikut serta dalam beberapa pameran skala regional
yang diselenggarakan di Yogyakarta. “Ikut serta dalam pameran sebenarnya
kami gunakan sebagai media untuk memperluas jaringan, selain itu juga
supaya lebih dikenal oleh orang, karena pengalaman selama ini, kami
‘eksis’ di online, namun tetangga-tetangga sekitar malah banyak
yang tidak tahu,” jelas Sari sembari tertawa. Selain pameran,
bazaar-bazaar yang diselenggarakan komunitas handmade lokal maupun nasional juga menjadi salah satu media pemasaran yang dilakoni Sari beserta dengan timnya.
Untuk harga produk yang dipatok ‘ammi&abi’ cukup bervariasi,
tergantung jenis dan tingkat kesulitan produksinya. “Untuk asesoris
seperti dompet, harganya berada pada kisaran Rp.20.000,00/ pcs; kemudian
tas harganya Rp.100.000,00-Rp.150.000,00/ pcs; serta yang paling mahal
selimut, yaitu berada pada kisaran harga
Rp.400.000,00-Rp.500.000,00/pcs,” terang Sari. Dengan variasi harga
seperti itu, dalam sebulan, dirinya mengaku bisa memperoleh omzet 3-5
juta.
Di akhir wawancara, Sari mengakui selama ini dirinya berusaha untuk
menjalankan usahanya dengan hati. “Jika kita mengerjakan segala sesuatu
dengan hati, maka hasil yang diperoleh pasti lebih baik,” ujarnya. Satu
hal yang menjadi motivasi Sari hingga fokus bertahan dengan usahanya
tersebut adalah ingin memberikan kebermanfaatan bagi sesama, dalam hal
ini memberikan lapangan kerja bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar